Strategi Pembelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan Melalui Pendekatan Experiental dan Collaborative Learning Oleh : Yeti Diah Retnowulan

Artikel Oleh: YETI DIAH RETNOWULAN
STRATEGI PEMBELAJARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN MELALUI PENDEKATAN EXPERIENTAL DAN COLLABORATIVE LEARNING
Pendidikan kewirausahaan pada tingkat Sekolah Mengah Kejuruan (SMK) dilaksanakan melalui mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK). Mata pelajaran PKK masuk ke kategori mata pelajaran C3 atau kompetensi keahlian pada kurikulum 2013. Hal tersebut mengindikasikan bahwa lulusan SMK diharapkan tidak hanya kompeten pada aspek pengetahuan dan keterampilan kejuruannya saja, tetapi dapat memiliki pemahaman tentang kewirausahaan dan dapat mengintegrasikannya dengan mata pelajaran kejuruannya. Dengan berbekal pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, lulusan SMK dapat memiliki berbagai pilihan setelah lulus di antaranya berwirausaha, bekerja atau melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi.
Siswa perlu diberikan wawasan tentang kewirausahaan tidak hanya sekedar teori. Kenyataannya, pembelajaran kewirausahaan yang dilakukan masih banyak pada konsep teoritis. Pembelajaran tersebut menyebabkan siswa bosan dan teori yang disampaikan guru kadang-kadang tidak relevan dengan kondisi riil. Dalam usaha meningkatkan minat dan mengembangkan pemikiran siswa akan kewirausahaan dapat melalui pembelajaran pengalaman nyata. Dengan adanya partisipasi dalam aktivitas pengalaman nyata, siswa dapat secara efisien mengubah pengetahuan yang di dapat di dalam kelas atau buku menjadi sebuah pemahaman yang lebih mendalam.
Experiental learning telah banyak membantu mengembangkan pembelajaran kewirausahaan. Experiental learning digunakan dalam mengembangkan program dan metode pembelajaran kewirausahaan khususnya di pendidikan tinggi. Umpan balik dari pembelajaran expeirental dinilai tinggi oleh siswa dan dapat meningkatkan pemahaman tentang kewirausahaan.
Pembelajaran abad ke-21 menuntut siswa memiliki kecakapan 4C yang salah satunya merupakan kolaborasi. Collaborative learning dapat meningkatkan berpikir kritis, menciptakan kelas yang kolaboratif, menyenangkan, serta penuh rintangan dan dilema, namun hasilnya dapat meningkatkan kemampuan sosial siswa. Upaya peningkatan minat dan intensi berwirausaha siswa pada jenjang SMK perlu terus dilakukan, salah satunya adalah pada inovasi pembelajaran. Pendidikan kewirausahaan yang telah terintegrasi dengan kurikulum melalui mata pelajaran PKK dapat terus dikembangkan, salah satunya dengan implementasi unsur pembelajaran pengalaman dan kolaborasi dalam strategi pembelajaran. Dengan demikian, siswa dapat merasakan pengalaman nyata, pemahaman yang lebih mendalam tentang berwirausaha dan kepekaan sosial.
Dalam menyusun rancangan prosedur pembelajaran melalui pendekatan experiental dan collaborative pada mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK) digunakan langkah-langkah instruksi rancangan pembelajaran sebagai berikut:
Langkah 1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa
Dalam menetapkan kompetensi apa yang butuh dikuasai siswa pada mata pelajaran PKK dapat menyesuaikan dengan permendikbud No. 37 tahun 2018, dimana kompetensi inti pengetahuan memuat: memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Produk Kreatif dan Kewirausahaan. Dan kompetensi inti keterampilan memuat: melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Produk Kreatif dan Kewirausahaan. Kompetensi inti mapel PKK dapat dicapai apabila siswa dapat menguasai kompetensi dasarnya.
Langkah 2. Melaksanakan analisa instruksional
Guru menganalisis kompetensi subordinat yang dimiliki siswa. Dengan mengetahui kompetensi subordinat dan kompetensi yang diharapkan dicapai, maka guru akan mengetahui kompetensi apa saja yang perlu guru berikan. Sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Untuk mengetahui kemampuan subordinat yang dimiliki siswa, guru dapat melakukannya melalui dokumentasi nilai harian, melakukan pre-tes, angket atau wawancara langsung kepada siswa.
Langkah 3. Menganalisa siswa dan konteks
Dalam menganalisa tujuan instruksional, terdapat beberapa analisis terkait siswa, konteks bagaimana mereka belajar dan konteks di mana mereka akan menggunakan keterampilan. Dengan mengetahui pengetahuan awal yang dimiliki, kesukaan, sikap dan motivasi dapat membantu intruktur/guru dalam menganalisa karakter siswa. Dengan menyesuaikan karakteristik tersebut, guru dapat memilih media dan metode yang akan digunakan dalam pembelajaran PKK. Untuk menganalisa siswa dan konteks, guru dapat melakukan wawancara, melihat dokumen dari guru BK atau wali kelas, memberikan kuesioner, dan observasi.
Langkah 4. Merumuskan tujuan belajar
Berdasarkan analisis instruksi dan pernyataan perilaku masukan, instruktur atau guru menuliskan pernyataan spesifik tentang apa yang akan dikerjakan dan diperoleh setelah instruksi selesai. Pernyataan dibuat sesuai dengan identifikasi keterampilan dalam analisa instruksional yang berupa keterampilan (B) yang akan dipelajari termasuk di dalamnya aksi, konten dan konsep. Kemudian kondisi (CN) yang ditetapkan saat menunjukkan keterampilan, dan kriteria (CR) pertunjukan keterampilan yang diterima. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pernyataan kondisi yang ditetapkan dalam perancangan pembelajaran ini sesuai dengan metode pembelajaran yang akan digunakan, yakni collaboration learning. Dimana pertunjukan keterampilan dilakukan melalui kerja kelompok.
Langkah 5. Mengembangkan instrumen penilaian
Instrumen penilaian yang digunakan disesuaikan dengan pendekatan experiental learning dan collaborative learning. Penilaian dilakukan berdasarkan kinerja/proyek/produk akhir yang telah dibuat secara berkelompok. Selain itu, guru melakukan penilaian individu yang bisa dilakukan melalui observasi, penilaian diri siswa atau penilaian antar teman. Untuk memudahkan proses penilaian, rubrik dibuat berdasarkan indikator yang ditentukan oleh guru sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dibuat.
Langkah 6. Mengembangkan strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran disusun berdasarkan siklus experiental learning dengan memuat komponen collaborative learning. Siklus pada experiental learning diantaranya adalah pengalaman konkret (CE), observasi reflektif (RO), konsepsi abstrak (AC), dan percobaan aktif (AE). Sedangkan komponen collaborative learning disusun kembali berdasarkan urutan (1) penyampaian tugas, (2) waktu diskusi, dan (3) tanya jawab. Pada komponen penyampaian tugas, guru memberikan instruksi mengenai tugas, pembagian kelompok, dan teknik penilaian yang akan dilakukan. Kemudian guru memberikan waktu pada siswa untuk memahami dan mendiskusikan tugas, guru dapat berkeliling untuk memberikan bantuan pada kelompok yang kesulitan. Terakhir, guru dapat melakukan tanya jawab dengan memanggil siswa mengenai perkembangan atas tugas yang diberikan.
Langkah 7. Mengembangkan dan memilih material
Materi ajar dapat diartikan sebagai informasi atau fasilitas yang dapat siswa gunakan untuk mencapai tujuan. Pengembangan atau pemilihan materi ajar dapat berupa buku, modul, studi kasus, dan lainnya. Guru dapat memilih atau mengembangkan materi yang paling sesuai dan berkaitan dengan siswa. Apabila mengajar siswa jurusan teknik otomotif, maka gunakan material yang memuat pembahasan dan contoh kewirausahaan terkait jurusan teknik otomotif. Dengan demikian, siswa dapat memiliki pemahaman yang terhubung dan nyata, sehingga memudahkan mereka dalam memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi setiap kompetensi dasar pada pembelajaran PKK.
Langkah 8 Merancang dan melaksanakan evaluasi formatif
Evaluasi formatif merupakan pengumpulan data dan informasi selama pembelajaran untuk melihat efektivitas pembelajaran. Ada tiga tipe penilaian formatif, yakni penilaian satu-per satu, penilaian kelompok kecil, dan penilaian lapangan. Setiap tipe penilaian dapat menyediakan berbagai informasi yang dapat membantu meningkatkan instruksi pembelajaran di kelas maupun material yang digunakan
Langkah 9. Revisi instruksi pembelajaran
Tahap akhir dari alur pembelajaran experiental dan collaborative learning adalah revisi program pembelajaran. Revisi dilakukan berdasarkan data-data yang dikumpulkan melalui penilaian formatif. revisi instruksi pembelajaran mengindikasikan bahwa data dari evaluasi formatif tidak hanya digunakan untuk merevisi instruksinya saja, namun dapat digunakan untuk menguji kembali validitas dari analisa instruksional dan asumsi dari perilaku masukan dan karakteristik siswa. Pernyataan tujuan pembelajaran dan butir tes. Setelah strategi instruksional dikaji, bagian yang masih belum tepat dapat direvisi sehingga instruksi pembelajaran dapat digunakan secara efektif.
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Serah Terima Jabatan Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Kemlagi Berlangsung Khidmat dan Penuh Kekeluargaan
Kemlagi, 3 November 2025 — Suasana hangat dan penuh kekeluargaan menyelimuti aula SMK Negeri 1 Kemlagi saat dilangsungkannya Serah Terima Jabatan (Sertijab) Kepala Sekolah dari Ba
SMKN 1 Kemlagi Tanamkan Semangat Nasionalisme di Hari Sumpah Pemuda ke-97
Kemlagi, 28 Oktober 2025 — Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-97, SMKN 1 Kemlagi menggelar upacara bendera pada hari Selasa, 28 Oktober 2025. Kegiatan tersebut mengus
Pelaksanaan Assessment Bakat dan Minat di SMKN 1 Kemlagi Berjalan Lancar dan Tertib
Kemlagi, 14 Oktober 2025 — SMK Negeri 1 Kemlagi melaksanakan kegiatan Assessment Bakat dan Minat (ABM) bagi peserta didik kelas X. Kegiatan ini berlangsung mulai pukul 13.00 hingg
LDKMS SMKN 1 Kemlagi 2025: Penuh Makna dan Antusias Peserta
Kegiatan LDKMS SMKN 1 Kemlagi tahun ajaran 2025/2026 berlangsung dengan penuh semangat dan antusiasme dari para peserta. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya sekolah dalam menyiapkan
Pembukaan LDKMS 2025 - "Membangun Jiwa Pemimpin Muda Melalui LDKMS SMKN 1 Kemlagi"
Pacet, Mojokerto — Kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan dan Manajemen Siswa (LDKMS) SMKN 1 Kemlagi resmi dibuka pada hari Kamis, 23 Oktober 2025, bertempat di Villa Bukit Bunga, Pa
PT. Pegadaian Cabang Mojokerto Sosialisasi ke SMKN 1 Kemlagi: Edukasi Keuangan untuk Siswa Kelas XII
Kemlagi, 22 Oktober 2025 - PT. Pegadaian (Persero) cabang Mojokerto melakukan kunjungan ke SMKN 1 Kemlagi pada hari Rabu (22/10/2025) dalam rangka kegiatan sosialisasi bertema "Gerakan
PELANTIKAN PENGURUS OSIS SMKN 1 KEMLAGI MASA BAKTI 2025-2026 BERLANGSUNG KHIDMAT
Kemlagi, 22 September 2025 — Apel pelantikan pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) masa bakti 2025-2026 SMKN 1 Kemlagi telah dilaksanakan dengan khidmat pada hari Senin,
Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. 12 Rabiul Awal 1447 Hijriah di SMKN 1 Kemlagi
Kamis, 18 September 2025 – Hari bersejarah yang penuh berkah, Maulid Nabi Muhammad SAW 12 Rabiul Awal 1447 Hijriah, dirayakan dengan khidmat di halaman Joglo SMKN 1 Kemlagi. Acara
Kegiatan Guru Tamu Kompetensi Keahlian Akuntansi dan Perbankan: Persiapan Peserta Didik Menghadapi Dunia Kerja
Kemlagi, 11 September 2025 – SMKN 1 Kemlagi kembali menunjukkan komitmennya dalam mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi tantangan dunia kerja melalui kegiatan Guru Tamu yan
SMKN 1 Kemlagi Selenggarakan Tes TOEIC untuk Tingkatkan Daya Saing Lulusan
Kemlagi, 27 Agustus 2025 – SMKN 1 Kemlagi kembali menunjukkan komitmennya dalam menyiapkan lulusan yang berdaya saing global dengan menyelenggarakan Tes TOEIC (Test of English for